Belajar Dari Helen Keller

Belakangan mikir kalau isi Blog ku sebaiknya juga di isi oleh hal-hal yang "Jelas" , pas tadi buka-buka dokumen lama ternyata ada artikel yang saya gunting dari majalah gratis yang dibagikan tiap bulan beberapa waktu silam. Kisah tentang Helen Keller. Ia adalah seorang penulis, aktivis dan pembicara terkenal dari Amerika sekaligus penyandang tuna rungu dan tuna netra pertama yang berhasil meraih gelar sarjana. 
Helen Keller lahir pada tanggal 27 Juni 1880 dari keluarga yang cukup berada di Alabama, Amerika Serikat pada saat usia nya 1 tahun 7 bulan ia menderita penyakit serius ang hingga sekarang belum diketahui persisnya yang jelas penyakit itu telah membuat Helen tuna rungu dan tuna netra. Hal ini yang membuat Helen frustasi karena tidak bisa berkomunkasi dengan orang lain. 
Perubahan terjadi saat orang tua Hellen bertemu dengan Alexander Graham Bell yang pada saat itu menjadi guru untuk orang tuna rungu, Berkat Mr. Bell ini , Helen akhrinya belajar di Perkins Institute for the Blind di Boston dan mendapatkan seorang guru yang tegas, disiplin sekaligus baik hati bernama Anna Sullivan.
Pelajaran tidak selalu berjalan mulus, setelah beberapa waktu berlalu, Helen tidak kunjung mengerti konsep yang diajarkan. Ia hanya meniru isyarat yang digoreskan sang guru di telapak tangannya. Momen pencerahan hadir saat suatu siang Anne meneteskan air ke tangan Helen sambil mengeja huruf dari kata air dalam bahasa inggris : W-A-T-E-R. Mendadak, Helen memahami bahwa setiap benda memiliki nama.
Dalam waktu dua tahun Helen mampu menguasai Braile dan belajar bicara kembali walaupun aksennya sulit dimengerti. Pada tahun 1900, saat usinya 20 tahun, ia memasuki Radcliffe College dan empat tahun kemudian lulu dengan predikat magna cumlaude, mencetak rekor dalam sejarah sebagai orang tuna rungu dan tuna netra pertama yang lulus dari universitas.
Setelah merampungkan pendidikannya, Hati Helen membara untuk menolong orang-orang yang bernasib sama dengannya, pada tahun 1914 Helen memulai tur keliling Amerika dengan Anne Sullivan sebagai penerjemahnya. Sosoknya kian tersohor saat misi Helen tidak berhenti di Amerika saja tetapi juga di berbagai pelosok dunia. Para sastrawan legendaris seperti Mark Twain dan R.L Stevenson menyanjung Helen secara publik. Bahkan semua presiden Amerika yang menjabat semasa hidupnya pernah mengundang Helen ke Gedung Putih.
Niat baik Helen tidak selalu mendapat sambutan baik. Orang-orang cenderung hanya ingin mendengar kisah hidup Helen, jadi saat Helen menulis topik lain seperti politik dan kesehatan Helen kerap dianggap remeh, bahkan lebih sadisnya lagi, beberapa orang menuduh bahwa otak dibalik esai Helen adalah Anne Sullievan dan suaminya.
Pada tahun 1916, Anne Sullivan sakit, tugas untuk mendapingi Helen digantikan oleh Peter Fagan. pria yang tujuh tahun lebih muda dari Helen. Hubungan mereka kemudian berkembang menjadi hubungan cinta. Keluarga Helen yang tidak suka mendengar hubungan percintaan ini memaksa Helen untuk membatalkan rencana pernikahannya. Kejadian ini membuat Helen sempat tak bersemangat.
Pada tahun 1923, Helen memutuskan untuk bekerja permanen menjadi guru bicara untuk American Foundation for the Blind. Helen sukses memegang jabatan ini ia mengembangkan sistem pendidikan yang lebih ramah bagi orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik.
Pukulan yang berat menimpa Helen saat Anne Sullivan meninggal pada tahun 1936. Meski berduka Helen tetap melanjutkan perjuangannya sebagai pembela hak warga yang memiliki keterbatasan fisik. Kali ini ia didampingi oleh Polly Thompson, sekretaris sekaligus sahabat Helen.
Pada tahun 1938 Helen menerbitkan Helen Keller's Journal, buku harian yang ia tulis selama enam bulan pertama pascakematian Anne Sullivan. 17 tahun kemudian ia kembali menerbitkan buku tentang sang guru kali ini berjudul Teacher: Anne Sullivan Macy. Total dalam hidupnya ia menulis 12 buku dan sejumlah artikel untuk media cetak terutama tentang kisah hidupnya yang inspiratif seperti The Story Of My Life (1903), Optimism, or My Key of Life (1903), The world I Live in (1908) dan Out of The Dark (1913). 
Helen setia menjalankan misinya hingga ia meninggal dalam tidurnya di usia 87 tahun. salah satu sosok yang humanis terbesar abad 20 ini dimakamkan berdampingan dengan makam Anne Sullivan dan Polly Thompson di National Cathedral,Washinton, DC




Sumber : Media Kawasan Edisi Juni 2012

2 komentar:

Anonymous said...

aku pernah nonton dokumenternya. Plg menyentuh saat reka ulang anne yg mengajar helen dr kecil. Guru yg luar biasa. Ia mampu mencetak manusia yg hebat. Bnr2 menginspirasi! :) makanya aku sering kagum dg para guru ini. Dari keikhlasanlah mereka menciptakan karya emas.

Unknown said...

betul sekali ka ayu.. kalau melihat wanita seperti mereka rasanya jauh banget untuk mencapainya ..

Post a Comment