Kali pertama aku jatuh cinta padanya


Setu Babakan, 10 Agustus 21013 7:18 PM

Kurang lebih 5 tahun, aku nyari buku ini, buku yang bikin aku jatuh cinta langsung sama penulisnya, Asma Nadia. Pertama kali aku ketemu tuh buku di Perpustakaan Daerah Brebes yang lokasinya ngga jauh dari SMA Negeri 2 Brebes, SMA-ku . Saking bagusnya tuh buku pas aku aku udah selesai baca, buku itu keliling secara ajaib dari tangan ke tangan sampai antar kelas.
Buku ini menceritakan tentang cewek jilbab yang tomboy bernama Jo yang pacaran sama Kas. Jo belum pernah pacaran dan sama sekali tidak minat. Beda banget sama Kas yang sejak SMU sudah punya gebetan. Jo, anak terakhir dari empat bersaudara yang semuanya cewek. Ketiga kakaknya juga berjilbab, tapi kepribadian mereka beda banget dengan kelakuan Jo sehari-hari yang tomboi dan seenaknya sendiri. Jo bahkan menyebut mereka `makhluk steril`karena kakak-kakaknya itu "akhwat" banget. Masalahnya, cowok bernama Kas itu ganteng banget. Wajah indo, tubuh tinggi, dan penampilannya keren abis! Wajar kalau Kas jadi rebutan cewek-cewek di kampus. Dan bukan hanya fisik, Jo juga menemukan kesungguhan yang mengagumkan pada diri cowok itu. 
Buku yang ngga cuma menyajikan tentang kisah cinta Jo sama Kas, tapi juga dibumbui sama kisah persahabatan (ciri buku bunda Asma Nadia  yang ngga melulu tentang cinta). 
Buku yang sebenarnya islami banget tapi dibikin dengan sangat gaul, unik dan kocak . Pesannya pun tidak menggurui, bahasanya ringan dan ngga perlu mikir lama buat memahami setiap katanya. Nih ya kalau ngga percaya aku ketik in petikan percakapannya Jo sama Kas yang kocak.
***
Stasiun UI Depok, 2003
Jo dan Kas bertemu lagi. Setelah tahun-tahun SMU yang lepas. sekarang keduanya sudah kuliah, tingkat dua.
"Apa kabar, Jo?" sapa Kas.
"Alhamdulillah, baik, kamu?"
"Never been better"
Jo dan Kas saling pandang, mengamati dan menemukan tak banyak perubahan di keduanya. Hanya kerudung kecil yang sekarang menutupi rambut panjang Jo yang biasa dikepang dua. tapi selebihnya...
"Kamu masih senang pakai baju cowok!" cetus Kas tertawa.
Jo berkilah," Siapa bilang jins pakaian cowok?"
"Aku"
"Dan kamu masih senang pakai baju cewek!" Jo mencibir. Kas ganti tertawa.
"Siapa bilang turtleneck milik cewek?"
"Aku, Barusan"
Keduanya tertawa. lalu menebus masa lalu yang terlewat dengan berbagai cerita. Kas si anak tunggal, bercerita tentang kebijaksanaan baru papi dan maminya.
"mereka sekarang tak lagi khawatir melepasku di jalan, Jo. setelah kuliah aku kemana-mana diizinkan naik kereta, padahal aku lagi enjoy-enjoynya diantar-jemput, hehe. apalagi udah bisa bawa mobil sendiri."
sedang Jo bercerita tentang kakak-kakaknya. kegigihan mereka yang akhirnya berhasil meluluhkan cewek itu.
"Baru dua bulan pakai kerudung, Kas"
"Boleh dibuka ngga kalau gerah?"
Jo tertawa.
"Ini komitnen seumur hidup, Bung! Gak lah. Makanya aku kan mikir banget waktu mau make. Ternyata.. oke aja kok. lebih panas di neraka, begitu kata kakakku selalu bilang"
Betul juga. Kas mengangguk-angguk.
"Orangtuaku tak terlalu dalam soal agama Jo. Jadi..."
"Jadi?"
"Jadi, yah..." Kas menggantung kalimatnya. Menatap Jo yang menunggunya penasaran. "jadi aku gak diharuskan pakai jilbab seperti kamu!"
Hihi.. bisa melucu juga Kas sekarang
***
Aku nemuin buku ini di situs gramediaonline.com pas lagi nyari buku "Ketika Mas Gagah Pergi-nya" mba Helvy Tiana Rossa. Lucky Me.. yang muncul malah buku itu. Seneng banget pas nemuin, harganya cuma 10.000. ditambah ongkir 8.000. pas buku itu nyampe ke rumah, aku jingkrak2, senyum lebaaaar banget sampe-sampe orang rumah bingung,. Terimakasih banget sama pak ekspedisi yang dateng tepat sebelum aku mudik ke Brebes. Yeeeay...

0 komentar:

Post a Comment