Jika aku merasa tidak diterima , maka aku akan pergi dalam diam, menggetaskan beberapa kenangan yang tidak ingin aku ingat. Keberadaanya memang telah membuatku melupakan titik demi titik dari masa lalu yang luka, tapi lambat-lambat ia membuatku sadar...
Bersamanya tidak akan ada di masa depanku, dia terlampau baik, terlalu istimewa dan aku bukan seseorang yang mungkin ditakdirkan bisa mengisi kekosongan hatinya.. too good to be true..
Maka jika nanti ia menemukanku lebih banyak diam, bertemu bahkan bicara tanpa kesan malu-malu (lagi)... mungkin saja aku sudah menguburnya sendirian...
Aku tidak suka berharap pada sesuatu yang memang aku tidak punya hak untuk itu, aku juga tidak mau bermimpi terlalu tinggi karena seandainya aku terjatuh, lukanya akan dalam sekali..
Mungkin melupakannya adalah salah satu cara untuk kembali menjalani hidup dengan bahagia, begitulah kira-kira..
Benar. aku menikmati wajahnya dalam diam.. mengaggumi senyumnya dalam hati, memendam rindu setiap tidak bersua, mengharapkan perhatian kecil yang dulu sempat ia berikan dan menyukai kegilaanku saat mengintainya dari jauh, walau sebenarnya dibalik semua itu aku sendiri masih perlu meyakinkan diri bahwa itu benar-benar 'love' dan lagi-lagi.. sikap acuhnya membuat aku bingung.. terhempas..lepas.. lalu jatuh.. mau tak mau membuatku 'mikir' kalau aku bukan siapa-siapa.. aku tidak berarti apa-apa.. aku merasa kalau aku hanya angin lalu yang muncul dihadapannya dan berlalu begitu saja..
0 komentar:
Post a Comment